Jumat, 23 Desember 2011

Change or Die..!

Dalam karya Darmadi Darmawangsa “Champion”, kita diajak untuk mentadabburi burung Elang penguasa udara karya sang Maha Pencipta.

Tidak banyak yang tahu bahwa keperkasaan sang elang diperoleh melalui dua pilihan berat, yang harus dipilihnya……..”mati kelaparan atau menjalani proses perubahan yang sangat menyakitkan selama 150 hari”.

Elang dikaruniai umur yang lebih panjang jika dibandingkan unggas lainnya, seekor elang dewasa mampu bertahan hidup hingga usia 70 tahun, Namun tahukah anda bahwa setiap elang dewasa ketika memasuki usia ke-40 tahun harus membuat keputusan yang berat dalam hidupnya? Suatu perubahan besar menanti dan keputusan yang besar harus mampu ia putuskan.

Hal ini terjadi karena paruhnya tidak mampu lagi menangkap mangsa karena kepanjangan dan bengkok kedalam hingga menyentuh dada. Demikian juga dengan cakarnya yang menua, mengakibatkan sulit mencengkeram mangsanya. Selain itu juga berjalannya usia menjadikan bertambah lebat dan berat bulu sayapnya sehingga membuatnya sulit untuk terbang tinggi di angkasa. Seperti disinggung diatas hanya dua pilihan berat yang harus dipilihnya ….”mati kelaparan atau menjalani proses perubahan yang sangat menyakitkan selama 150 hari”

Proses ini,mengharuskan ia terbang keatas puncak gunung yang tinggi untuk memulai proses perubahan. Pertama-tama elang harus menghantamkan paruhnya berkali-kali pada batu sampai terlepas dari mulutnya, setelah paruhnya lepas, sang elang harus menunggu sampai paruh barunya tumbuh kembali. Proses kedua sang elang juga harus mencabut cakarnya yang sudah menua untuk membiarkan tumbuhnya cakar yang baru. Proses terakhir adalah mencabut satu persatu bulu disekujur tubuhnya, semua proses berat ini dilalui elang selama 5 bulan, bagaimanapun, proses ini mampu membuat elang hidup 30 tahun lebih lama.

Banyak disebutkan didalam Al-qur’an, dimana Allah memerintahkan manusia untuk memikirkan dan merenungkan ciptaanNya……..Bagaimana langit ditinggikan, Bagaimana bumi dihamparkan, Bagaimana unta diciptakan, Gunung-gunung adalah penyangga bumi dan masih banyak lagi pancingan-pancingan dari Allah agar kita mengoptimalkan pikiran kita, dan mau memikirkan ciptaanNya. Dimana stasiun akhir dari proses berfikir ini adalah ketertundukan kita kepada sang Pencipta.

Ditulisan ini, diambil sepenggal kisah elang, yang ia tidak Allah sertakan akal dalam penciptaannya, namun Allah sudah firmankan padanya agar ia menjadi makhluk yang mampu mengambil keputusan yang berat dalam kondisi yang sangat sulit, dengan ketertundukannya pada Allah… ia lakukan perintah itu. Melakukan perubahan walau berat harus dijalaninya, agar dia bisa menyongsong hidup yang lebih panjang, lebih indah, dan tidak mati sia2 karena tidak mau melakukan perubahan untuk fisiknya .

Hal ini, menjadikan kita bisa mengambil sebuah pelajaran berharga dari sang elang , sebagai manusia yang Allah sempurnakan penciptaanNya, dengan disertakan akal dalam dirinya.mampukah kita melakukan perubahan dalam hidup ini kearah yang lebih baik, Beranikah kita melakukan satu perubahan?  Bukankah Rasulullah tercinta  bersabda” Seorang muslim, yang hari ini tidak lebih baik dari hari yang kemarin berada dalam kerugian”

Mungkin kita harus membuang kebiasaan-kebiasaan yang telah lama mengekang hidup kita. Kebiasaan yang sekilas terlihat tidak mengganggu, santai, menyenangkan, dan membuat kita enggan untuk keluar dari zona nyaman kehidupan kita. Kita harus menggantinya dengan memaksa untuk berpikir lebih keras, bekerja lebih semangat, belajar tiada lelah dan henti, beribadah dan beramal lebih banyak lagi.

Insya Allah dengan berani melakukan suatu perubahan kearah yang lebih baik, kita akan menjadi pribadi muslim yang tangguh, yang  melahirkan generasi rabbani yang mampu memimpin dunia, . Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

your comment, pleeaseee...:)